Thursday, April 29, 2004
Polisi Thailand 'Bantai' Pemuda Muslim
Tidak kurang 112 warga muslim Pattani, Thailand meninggal. Setelah polisi membantai di dalam masjid, masih juga dituduh sparatis (rtr)
Umat Islam kembali bersedih setelah polisi Thailand membantai 112 warga muslim Pattani di sebuah masjid. Meski mereka sudah dibantai, pemerintah masih menuduhnya sparatis
Hidayatullah.com--Pembantaian terhadap umat Islam Thailand ini merupakan peristiwa paling berdarah dalam sejarah politik di negeri itu. Seorang saksi mata mengatakan, polisi meleparkan granat dan melakukan tembakan ke dalam Masjid Krue Seng, Pattani, Thailand meski para pemuda muslim yang disebut-sebut para polisi Thailand sebagai pihak 'penyerang' itu hanyalah bersenjatakan parang.
Alkisah, pihak polisi mengatakan, bentrokan terjadi ketika sekelompok anak-anak muda muslim melancarkan serangan pada saat fajar terhadap 10 pos polisi dan pos pemeriksaan keamanan di Provinsi Yala, Pattani, dan Songkhla, dekat perbatasan Malaysia.
Meski belum ada bukti, Thaksin Shinawatra mengatakan, para penyerang, istilah yang diberikan polisi, berusaha mencuri senjata, dan dia meyakini, mereka ada hubungannya dengan sebuah kelompok yang melakukan sebuah serangan pada 4 Januari 2004 ke sebuah gudang senjata militer, yang menewaskan empat tentara dan mencuri ratusan senapan.
"Tujuan serangan itu adalah mencuri senjata dari pasukan keamanan pemerintah yang kemudian akan dijual," katanya tanpa merinci fakta apa yang mendukung kenyataan yang dituduhkannya itu.
Perihal kejadian sebenarnya masih belum jelas hingga kini. Sebab, semua tuduhan yang diungkap di berbagai media massa lokal dan internasional, hanya sumber yang datang dari polisi Thailand yang sejak semula tidak pernah kooperatif dengan muslim Pattani.
Bentrokan berakhir tragis setelah para pemuda muslim yang diserang tengah berlindung di masjid Krue Seng, Pattani, Thailand.
Tanpa melakukan negoisasi, polisi kemudian melempar granat ke dalam masjid. Mereka juga menyerbu dengan tembakan bertubi-tubi dengan s enjata otomatis tentara Thai. Akibatnya, 32 pemuda muslim meninggal dunia, dan darah memercik ke mana-mana, di dalam masjid.
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Chaiyasith Shinawatra kepada wartawan mengatakan, 107 warga muslim tewas, enam orang cedera, dan 17 orang ditangkap. Selain itu, dua tentara dan tiga polisi tewas, sementara 15 anggota pasukan keamanan lainnya cedera.
Rekayasa
Sebagaimana diketahui, kelompok muslim di Thailand yang jumlahnya sekitar 4,5 juta dari total penduduk sebanyak 57 juta orang adalah kelompok yang selalu ditindas.
Propinsi Pattani, Yala dan Narathiwat yang merupakan propinsi yang dominan muslim sejak lama mengeluhkan kebijakan pemerintah yang sangat diskriminatif dalam hal pekerjaan dan pendidikan. Pemerintah memaksakan kebudayaan dan bahasa.
Seorang aktivis hak asasi manusia Thailand yang minta tak disebutkan identitasnya seperti dikutip AFP mengatakan bahwa ada kekhawatiran pemerintah melakukan rekayasa dengan menyebarkan informasi palsu mengenai pos-pos pemeriksaan yang tak dijaga agar bisa menarik para pemuda dan terjadi bentrokan. "Padahal, pos-pos itu dijaga ketat," katanya.
Meski belum ada tim indenpenden yang melakukan investigasi, kejadian ini patut dicurigai sebagai 'pembantaian massal' secara sengaja. (Cha, dari berbagai sumber)
Source : Hidayatullah.com